Baby Kimi pernah sakit ... (0 - 7 Bln)
Satu. Batuk berdahak, Umur 4 Bulan, Gejala : Terlihat tambah kuyu, susah mimik ASI. Obat dari Dokter Anaknya : Triaminic (Pilek) 3x0,2cc, Mucos Ambroxol Hcl (Batuk) 3x0,3cc, Supramox Amoxycilin (antibiotik) 3x1cc. Sembuh dalam 1 minggu. Ada pelajaran berharga yg bisa kuambil dr ini, jangan ke dokter itu lg!!! Aku menyesal setelah baca2 di internet sebaiknya klo cuma batuk jangan dikasih antibiotik dulu. Antibiotik itu kan membunuh semua bakteri jahat dan bakteri baik, mematikan sistem imun juga, mangkanya ketika anak sakit gak boleh vaksin dulu karena percuma. Apalagi Kimi kan baru 4 bulan udah maen antibiotik aja, huhu..
Dua. Sariawan disertai demam, Umur 7 bulan kurang 10 hari. Gejala : Rewel bgt ketika diberi makan, tapi masih kenceng nenen ASInya (lega), lemas, pengennya bobo, ada bintik2 putih di gusinya dan sekitarnya merah (udah seneng kirain mau tumbuh gigi), setelah bintik putih (sepertinya jamur) menghilang malah panas dengan temperatur naik turun sampai 38,5 derajat Celcius. Penanganan : tidak kubawa ke dsa, hanya diberi minum air putih yang banyak setelah makan lalu dipeluk dan diberi baju yg tipis dan cuma dipakein popok aja supaya panasnya lari ke udara, lalu dipeluk badannya tanpa baju supaya suhu tubuhnya menyamakan dengan suhu tubuh mommynya. Dalam sehari, suhu tubuh kembali normal ke 37,2 derajat Celcius, Thanks God! Eeeeh ternyata besok2nya panasnya menjadi lagi akhirnya ke dsa, dikasi Tempra penurun panas dan (hiks) antibiotik Stercaf (again?). Karena aku horror ama yg namanya antibiotik, maka aku memutuskan untuk tidak menebus antibiotiknya. Karena itu, hanya kuberi Tempra saja. Memang awal2 panasnya turun dan kepalanya berkeringat, duh senang bgt ketika melihat keringatnya, sungguh berharga sebuah keringat yang keluar saat2 anak panas, karena itu berarti suhu tubuhnya kembali normal, tapi tak lama kemudian ia kembali panas. Akhirnya aku memutuskan untuk menebus antibiotiknya. Setelah diminumkan ke anak, reaksi yang terjadi memang cukup menggembirakan, panasnya sudah turun dan Kimi kembali ceria lagi, hip hip horray! Tapi...besoknya sungguh mengerikan, apa aja yang dimakan atau diminum Kimi termasuk asi dimuntahkan semuanya. Kimi mulai lemas, matanya hanya berkedip2 pelan sekali, gerakannya melemah, tidur terus, mungkin orang lain yang melihatnya menganggap biasa yah, tapi aku kalutnya bukan main. I love him so.. Kutelpon dsa katanya antibiotik jangan diteruskan. Maka kuhentikanlah antibiotik. Bukannya makin baik, kulit Kimi malah muncul bentol2 merah, tetep muntah, tetep lemas. Uuuh panik! akhirnya kami berakhir di UGD, Kimi diopname, aduh badan semungil itu ditusuk oleh jarum infus, manalagi ketika suster salah menusuk, kemudian ditusuknya lagi tangan sebelahnya, darah meleber ditangan Kimi yang sedang menjerit2, aku tak mau melihatnya, hanya daddynya yang menenangkan Kimi saat itu. Kimi diopname selama 3 malam, kata dokter Kimi terkena virus sejenis campak. Oh Kimi, kasian anakku.. Mommy mau berhenti kerja, mau mengurus sendiri dirimu, jangan sakit lagi ya nak..
Dua. Sariawan disertai demam, Umur 7 bulan kurang 10 hari. Gejala : Rewel bgt ketika diberi makan, tapi masih kenceng nenen ASInya (lega), lemas, pengennya bobo, ada bintik2 putih di gusinya dan sekitarnya merah (udah seneng kirain mau tumbuh gigi), setelah bintik putih (sepertinya jamur) menghilang malah panas dengan temperatur naik turun sampai 38,5 derajat Celcius. Penanganan : tidak kubawa ke dsa, hanya diberi minum air putih yang banyak setelah makan lalu dipeluk dan diberi baju yg tipis dan cuma dipakein popok aja supaya panasnya lari ke udara, lalu dipeluk badannya tanpa baju supaya suhu tubuhnya menyamakan dengan suhu tubuh mommynya. Dalam sehari, suhu tubuh kembali normal ke 37,2 derajat Celcius, Thanks God! Eeeeh ternyata besok2nya panasnya menjadi lagi akhirnya ke dsa, dikasi Tempra penurun panas dan (hiks) antibiotik Stercaf (again?). Karena aku horror ama yg namanya antibiotik, maka aku memutuskan untuk tidak menebus antibiotiknya. Karena itu, hanya kuberi Tempra saja. Memang awal2 panasnya turun dan kepalanya berkeringat, duh senang bgt ketika melihat keringatnya, sungguh berharga sebuah keringat yang keluar saat2 anak panas, karena itu berarti suhu tubuhnya kembali normal, tapi tak lama kemudian ia kembali panas. Akhirnya aku memutuskan untuk menebus antibiotiknya. Setelah diminumkan ke anak, reaksi yang terjadi memang cukup menggembirakan, panasnya sudah turun dan Kimi kembali ceria lagi, hip hip horray! Tapi...besoknya sungguh mengerikan, apa aja yang dimakan atau diminum Kimi termasuk asi dimuntahkan semuanya. Kimi mulai lemas, matanya hanya berkedip2 pelan sekali, gerakannya melemah, tidur terus, mungkin orang lain yang melihatnya menganggap biasa yah, tapi aku kalutnya bukan main. I love him so.. Kutelpon dsa katanya antibiotik jangan diteruskan. Maka kuhentikanlah antibiotik. Bukannya makin baik, kulit Kimi malah muncul bentol2 merah, tetep muntah, tetep lemas. Uuuh panik! akhirnya kami berakhir di UGD, Kimi diopname, aduh badan semungil itu ditusuk oleh jarum infus, manalagi ketika suster salah menusuk, kemudian ditusuknya lagi tangan sebelahnya, darah meleber ditangan Kimi yang sedang menjerit2, aku tak mau melihatnya, hanya daddynya yang menenangkan Kimi saat itu. Kimi diopname selama 3 malam, kata dokter Kimi terkena virus sejenis campak. Oh Kimi, kasian anakku.. Mommy mau berhenti kerja, mau mengurus sendiri dirimu, jangan sakit lagi ya nak..
Comments