Cerita Kimi 'mogok' bermain piano
Minggu ini, sedang kesal banget sama Kimi. Biasanya saya ngajar (tepatnya nemenin dia belajar) piano ga susah-susah amat, walau pasti tiap belajar lagu baru, air matanya mesti keluar haha...ya belajar piano itu sulitnya kalau ketemu lagu baru, kalau udah biasa mainnya, ke depannya asik-asik aja dia memainkan lagu tersebut. Tetapi kali ini beda. Dia lebih 'memberontak' ga seperti biasa.
Kami punya jadwal main piano di pagi hari sebelum dijemput oleh jemputan sekolahnya. dan saya merasa minggu ini kayaknya berat banget nyuruh dia main, sampai kesal saya melihatnya, lambat sekali.
Saya berusaha sabar menghadapinya sampai minta tolong suami supaya ingetin saya dan minta dipeluk kalau udah mulai naik nada bicara saya hihi.. Puncaknya kemarin pagi, sampai-sampai kita berdua tangis-tangisan hahaha! yah..saya sedih saja, Kimi yang biasanya lumayan bagus bermain pianonya kok jadi lambat sekali kemajuannya. Manalagi sampai-sampai baru saja minggu lalu Dedi bela-belain beli piano demi anaknya, padahal keadaan keuangan kala itu lagi tidak begitu lenggang..
Ga enak banget itu kalau pagi-pagi ada tragedi tangis, lalu anak masih nangis dan sayanya masih kesal tapi udah di klakson sama jemputan tanda Kimi harus berangkat. Padahal kita berdua hatinya lagi carut marut. Ga jelas. Masih ingin meluk dia tapi dianya masih kesal sama saya. ASUdahlah...
Begitu terdengar klakson, Kimi langsung ambil handuk lap-lap air mata yang masih menempel di pipinya. sebelum keluar rumah saya tarik dulu dia, saya peluk dia sambil bisikin ke telinganya "I love you Kimi, please kiss me" Kimi dengan mulutnya yang masih manyun cuma nempelin pipinya ke pipiku itu juga karena saya yang nyosorin pipi. Dan dia pun berangkat...
Cape rasanya habis 'berantem' sama anak. Kenapa sih kesannya saya memaksa dia pandai bermain piano? yah karena itu sudah menjadi kesepakatan keluarga Mahendra. Saya dan suami punya tekad supaya anak-anak bisa bermain piano, walau tidak satupun dari kami yang berprofesi pianis. Kalau sekedar bermain piano yah saya bisa lah, tapi ga lihai. Hari ini, saya yang lagi lelah psikis beruntung sekali punya little Nahl yang elus-elus mominya hihi...
Saya rasanya ingin memajukan jam secepatnya biar cepat ketemu Kimi lagi, pingin baikan lagi, pingin peluk dia lagi. Tapi yah harus sabar deh Kimi kan pulangnya jam 3 sore. Yah, beberes rumahlah akhirnya saya daripada sedih melulu.
Siang hari.. tiba-tiba ada telepon dari guru Kimi, waduh kenapa nih pikir saya...saya angkat teleponnya agak kawatir...
"Assalamualaikum.."
"waalaikumsalam momi Kimi"
"Ya ada apa yah miss?"
"Kimi mom...nangis"
"haa? kenapa kimi miss??"
"Kimi nangis mengeluh pusing sekali dan badannya panas"
"ohh ya ampun..duh kasihan kimi..oke miss saya ke sana sekarang untung ada dedinya drumah ini jadi bisa anterin"
.....
hiks, jangan-jangan gara-gara tragedi pagi tadi gitu? duuh..nyeseeek.frown emoticon
Nyampe sekolah cepat-cepat saya ke kelasnya Kimi dan melihatnya lagi duduk sendirian sambil meringis. Lalu saya mengajaknya pulang. Lesu sekali wajahnya...Lalu di perjalanan pulang baru deh saya tanya "Kimi dari pagi tadi sudah sakit ya nak?" ternyata iya katanya. Uh, pantesan dikala main piano dia memang sempet bilang "mom, sakit aku ini.." tapi aku tidak mempedulikannya kupikir alasan saja supaya gak main piano. Ternyata memang beneran sakit hiks...maafkan momi ya nak..
Saya nasihatin dia supaya bicara yang jelas bahwa dia sedang tidak enak badan supaya momi dengar, momi kan telinganya agak budek kiiim..
Memang saya pegang dahinya terasa hangat sekali. Sampai rumah, seperti biasa Dedi selalu dengan madu manuka andalannya langsung meminumkan 1 sdt madu manuka ke Kimi. Lalu, dedi berangkat kerja. Lalu saya berikan jus jeruk tapi Kimi ga kuat menghabiskannya, akhirnya saya minta Kimi tidur setelah ganti baju. Dia bobo dengan tenang. Saya sedikit lega, alhamdulillah ternyata bukan karena udah benci sama piano, tetapi karena dia ga enak badan minggu-minggu ini, dan sampai akhirnya demam deh.
Kimi bobo lama, dan begitu bangun tiba-tiba dia bilang ga tahan mau BAB, tapi saya lihat ternyata dia sudah ngocor sampai lantai alias diare. Setelah ganti celana, saya berikan secangkir herbal tea, kali ini saya pakai jahe dan kencur karena ada batuk. Lalu kembali Kimi BAB cair sampai ga ketahan ngocor ke lantai lagi. Saya melihat itu dengan tenang sambil bilang ke Kimi "wah, virusnya udah keluar nih Kim, jangan kawatir kamu akan segera sembuh". Lama-lama demamnya turun, alhamdulillah ga sampai 10 jam demamnya dan dia bisa bermain kembali dengan adiknya. Besoknya, biasanya dia mau istirahat dulu di rumah, pemulihan, bolos dulu sekolahnya.
Kami punya jadwal main piano di pagi hari sebelum dijemput oleh jemputan sekolahnya. dan saya merasa minggu ini kayaknya berat banget nyuruh dia main, sampai kesal saya melihatnya, lambat sekali.
Saya berusaha sabar menghadapinya sampai minta tolong suami supaya ingetin saya dan minta dipeluk kalau udah mulai naik nada bicara saya hihi.. Puncaknya kemarin pagi, sampai-sampai kita berdua tangis-tangisan hahaha! yah..saya sedih saja, Kimi yang biasanya lumayan bagus bermain pianonya kok jadi lambat sekali kemajuannya. Manalagi sampai-sampai baru saja minggu lalu Dedi bela-belain beli piano demi anaknya, padahal keadaan keuangan kala itu lagi tidak begitu lenggang..
Ga enak banget itu kalau pagi-pagi ada tragedi tangis, lalu anak masih nangis dan sayanya masih kesal tapi udah di klakson sama jemputan tanda Kimi harus berangkat. Padahal kita berdua hatinya lagi carut marut. Ga jelas. Masih ingin meluk dia tapi dianya masih kesal sama saya. ASUdahlah...
Begitu terdengar klakson, Kimi langsung ambil handuk lap-lap air mata yang masih menempel di pipinya. sebelum keluar rumah saya tarik dulu dia, saya peluk dia sambil bisikin ke telinganya "I love you Kimi, please kiss me" Kimi dengan mulutnya yang masih manyun cuma nempelin pipinya ke pipiku itu juga karena saya yang nyosorin pipi. Dan dia pun berangkat...
Cape rasanya habis 'berantem' sama anak. Kenapa sih kesannya saya memaksa dia pandai bermain piano? yah karena itu sudah menjadi kesepakatan keluarga Mahendra. Saya dan suami punya tekad supaya anak-anak bisa bermain piano, walau tidak satupun dari kami yang berprofesi pianis. Kalau sekedar bermain piano yah saya bisa lah, tapi ga lihai. Hari ini, saya yang lagi lelah psikis beruntung sekali punya little Nahl yang elus-elus mominya hihi...
Saya rasanya ingin memajukan jam secepatnya biar cepat ketemu Kimi lagi, pingin baikan lagi, pingin peluk dia lagi. Tapi yah harus sabar deh Kimi kan pulangnya jam 3 sore. Yah, beberes rumahlah akhirnya saya daripada sedih melulu.
Siang hari.. tiba-tiba ada telepon dari guru Kimi, waduh kenapa nih pikir saya...saya angkat teleponnya agak kawatir...
"Assalamualaikum.."
"waalaikumsalam momi Kimi"
"Ya ada apa yah miss?"
"Kimi mom...nangis"
"haa? kenapa kimi miss??"
"Kimi nangis mengeluh pusing sekali dan badannya panas"
"ohh ya ampun..duh kasihan kimi..oke miss saya ke sana sekarang untung ada dedinya drumah ini jadi bisa anterin"
.....
hiks, jangan-jangan gara-gara tragedi pagi tadi gitu? duuh..nyeseeek.frown emoticon
Kimi demam dan diare lagi bobo cakep |
Saya nasihatin dia supaya bicara yang jelas bahwa dia sedang tidak enak badan supaya momi dengar, momi kan telinganya agak budek kiiim..
Memang saya pegang dahinya terasa hangat sekali. Sampai rumah, seperti biasa Dedi selalu dengan madu manuka andalannya langsung meminumkan 1 sdt madu manuka ke Kimi. Lalu, dedi berangkat kerja. Lalu saya berikan jus jeruk tapi Kimi ga kuat menghabiskannya, akhirnya saya minta Kimi tidur setelah ganti baju. Dia bobo dengan tenang. Saya sedikit lega, alhamdulillah ternyata bukan karena udah benci sama piano, tetapi karena dia ga enak badan minggu-minggu ini, dan sampai akhirnya demam deh.
Jahe kencur andalan di kala anak batuk |
Kimi bobo lama, dan begitu bangun tiba-tiba dia bilang ga tahan mau BAB, tapi saya lihat ternyata dia sudah ngocor sampai lantai alias diare. Setelah ganti celana, saya berikan secangkir herbal tea, kali ini saya pakai jahe dan kencur karena ada batuk. Lalu kembali Kimi BAB cair sampai ga ketahan ngocor ke lantai lagi. Saya melihat itu dengan tenang sambil bilang ke Kimi "wah, virusnya udah keluar nih Kim, jangan kawatir kamu akan segera sembuh". Lama-lama demamnya turun, alhamdulillah ga sampai 10 jam demamnya dan dia bisa bermain kembali dengan adiknya. Besoknya, biasanya dia mau istirahat dulu di rumah, pemulihan, bolos dulu sekolahnya.
Comments