Pengolahan Sampah Rumah Tangga

Hari ini saya ingin sekali mengajak anda melihat sampah yang baru saja anda buang. Pernahkah anda berpikir bahwa sampah yang anda buang itu akan menimbulkan akibat apa?

Semua warga Bandung, pasti sudah mengetahui akan adanya longsor sampah di TPA Leuwi Gajah Februari 2006 lalu yang mengakibatkan ratusan jiwa melayang, lalu diikuti lagi longsornya sampah di TPS Lembang yang melukai segelintir orang, dan tidak hanya berhenti sampai disitu !! masih ada lagi bencana lain, tentunya yang masih hangat diingatan kita, longsor (lagi-lagi) sampah di TPA Bantar Gebang di Bekasi yang membuat 3 nyawa pemulung melayang !! aduhh...coba kita renungkan hal ini saudara-saudaraku..!! Mari ! mulai detik ini, JANGAN PERNAH MENGANGGAP REMEH SAMPAH LAGI. Jangan anggap ketiga berita longsor tadi hanya sebagai angin lalu, jangan..jangan !! kita HARUS MALU dengan negara-negara lain. Di Singapura contohnya, lahan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) malah dijadikan hutan kota, sampah yang masuk ke TPA langsung diolah secara sanitary landfill dimana sampah diurug/ditimbun tanah tetapi didalamnya sudah tersedia pipa berpori untuk menyalurkan air lindinya agar tidak mencemari air tanah untuk selanjutnya diolah lagi sehingga aman dibuang ke air, dan untuk gas yang terjadi juga disalurkan ke pipa lain dan dimanfaatkan untuk membangkitkan turbin pada generator listrik. Jangan terpana dulu, masih ada lagi yang mereka manfaatkan, selanjutnya sampah tadi dilapis lagi oleh tanah, lalu dipermukaan tanah itu ditanami berbagai jenis pohon dengan rumput hijau membentang. Di Singapura, anak-anak kecil bisa berlari-lari dan bermain diatas lahan sampah yang sudah di’sulap’ menjadi lahan hijau dipenuhi pepohonan, dan orang dewasa bisa bermain golf sambil menghirup udara segar di lahan TPA. Coba renungkan itu kawan..
Sanitary Landfill di Nevada
TPS Bandung, Indonesia

Sedih hati ini melihat Bandung, lihat deh gambar diatas pada tahun 2007 (kira2). Boro-boro bermain di TPA, boro-boro menghirup udara segar di TPA, lha wong dari jarak 100 meter saja nyawa orang bisa melayang terkena longsornya ! ditambah lagi penolakan2 masyarakat kalau lahannnya dijadikan TPA, belum lagi dengan bau sampah yang bikin orang muntah, belum lagi air lindi sampah yang dapat mencemari air tanah yang nantinya air itu akan kita gunakan sebagai air minum, belum lagi...ahh banyak kalau mau dibeberkan satu per satu masalah sampah di Indonesia.

Sekarang bagaimana dan apa yang harus kita lakukan? Saya bukan hanya ingin membuat kepala  pembaca menggeleng-geleng seakan ’baru tahu’ kalau ternyata keadaan sampah di Bandung ini miris sekali. Artikel ini juga tidak ingin dibaca untuk dibuang. Saya ingin agar SETIAP ORANG yang membacanya BERUBAH 100 % !

Sekarang PERUBAHAN apa yang yang bisa kita lakukan bersama?

Anda sudah paham istilah ’pemilahan’?? itu lho, yang memisah-misahkan sampah sesuai jenisnya,.
Dirumah, saya selalu sedia 3 macam tempat sampah, yaitu :
Wadah 1, berupa tempat sampah untuk menampung sampah yang tidak bisa didaurulang, misalnya stereofoam dan sisa2 kemasan plastik yang memang tidak bisa didaur ulang kembali (kemasan snack2, tetrapack (kotak susu), dll. Wadah 1 inilah yang anda buang seperti biasa ke tukang sampah.
Wadah 1, khusus sampah non daur ulang
Wadah 2, berupa ember untuk menampung sampah2 organik/sampah basah (contohnya : sampah sayur-sayuran, makanan basi, daun-daun kering, cangkang telor, bangkai hewan, dan lain-lain),
Sampah pada wadah 2, biasa saya buang langsung di tanah pekarangan. Prinsipnya, apa yang berasal dari tanah maka akan kembali ke tanah :)
Wadah 2 , khusus sampah organik
Semua sampah organik dibuang ke tanah

Wadah 3, berupa ember besar untuk menampung sampah yang bisa didaur ulang alias sampah kering (contohnya : sampah jenis kertas misalnya kardus bekas, kotak-kotak susu (seperti kotak susu indomilk, kotak susu bubuk, kotak makanan seperti kotak donat, kotak pembungkus nasi padang, pokoknya yang berbentuk karton-karton pembungkus atau dupleks), lalu jenis-jenis plastik misal botol sampo kita, wadah kosmetik (cream wajah, dll), plastik pembungkus baju kalau baru beli, botol air mineral (botol aqua, botol green tea dan segala jenis botol lainnya), gelas mineral (aqua gelas, fruitang, dan segala macem jenis gelas), gantungan baju yang pecah, bekas pembersih lantai (botol vixal, dan sebagainya), bekas pulpen, tempat kaset, sandal karet bekas, sepatu bekas, pokoknya segala macam jenis plastik, dan juga segala macam botol-botol jenis kaca/pecah belah seperti botol sirup, botol pecah, gelas pecah, botol minuman seperti botol vitamin C, dll.
Wadah 3 inilah yang biasa saya berikan langsung ke pemulung langganan. Kapan lagi beramal melalui sampah ? ya kan?

Wadah 3, khusus sampah daur ulang
Coba bandingkan perbedaannya, andaikan jika anda tadi mencampur ketiga jenis sampah tersebut dan membuangnya begitu saja seperti yang biasanya anda lakukan, inilah yang akan terjadi ....

Sampah kertas akan tercampur dengan sampah sayuran, kertas menjadi basah terkena sayuran, ketika pemulung datang melongok tong sampah anda, ia mulai membuka kantong tersebut, karena bingung mana yang mau dia ambil, ia mengorek-orek sampah anda, ia mengintip sampah kertas anda tadi dan ketika tangannya sudah gatal untuk mengambilnya, eehh... sayangnya ia lihat sampah kertasnya udah nge’leyot’ dan bau sayur basi tadi, sang pemulung jadi ogah mengambil kertas tadi dan ia meninggalkan begitu saja kantong sampah anda dalam keadaan compang camping karena dikorek-korek tadi. Sampah kertas anda yang tadinya udah ’bersorak riang’ karena hampir aja terpilih menjadi primadona bagi pengusaha daur ulang kertas bekas, ....sekarang....hanya bisa tertunduk layu karena fisiknya yang rusak dan buruk rupa....si sampah kertas ini hanya tinggal menunggu bapak tukang sampah mengambil dan membawanya untuk dikubur bareng2 sama ’kawan-kawan’nya dari jenis sampah2 lain yang sama buruk rupa seperti dirinya...duh, sedih bgt nasib sampah-sampah tercampur ini.....

......dan..... JANGAN ANGGAP REMEH sepotong kertas yang terkena sampah basah tadi, misal sampah kertas yang anda buang setiap harinya seberat 60 gram, yang mungkin anda anggap gak ada apa-apanya itu, TAPIIIII.... jika semua orang di Bandung membuang sampah kertas 60 gram itu, dan dengan jumlah penduduk Bandung 2,5 juta jiwa, maka jumlah timbulan sampah kertas yang akan lari ke TPA adalah sebesar 150 ton/hari !!! aduh,, itu tuh baru kertas doank, belum lagi ditambah sampah plastik, sampah logam, dan sampah-sampah lainnya ! Belum lagi kota2 lain di Indonesia yah hmmm...

AYO MAU BERUBAH GA ? 

Comments

Popular Posts