ZERO WASTE LIVING...mungkinkah?

Apa itu zero waste living? Zero waste living adalah menjalani hidup dengan menghasilkan sampah seminim mungkin (hampir nol alias zero). Terdengar impossible ga sih? Saya selalu tertarik dengan hal-hal yang berbau kesehatan alami dan hidup senatural mungkin, termasuk pada minimisasi sampah. Karena itu dulu ketika saya jadi mahasiswi Teknik Lingkungan di salah satu perguruan tinggi di Bandung, saya ambil Tugas Akhir mengenai sampah (btw ga penting banget ya diceritain, gak apa-apa lah biar panjang dikit hihi).

Baiklah, sekarang coba anda pikirkan hidup sehari-hari anda, mulai dari bangun pagi sampai tidur malam, betapa banyaknya kita memakai alat-alat yang terbuat dari plastik kan? belum lagi kalau kita belanja ke supermarket atau warung, sudah pasti bawa pulang kemasan-kemasan makanan yang kita beli berikut kereseknya. Rata-rata pemakaian kantong plastik per orang di Indonesia adalah 700 lembar per tahun. Sampah kantong plastik saja di Indonesia mencapai 4000 ton per hari atau sama dengan 16 pesawat Boeing 747, Karena itu, menurut kita, kayaknya 'zero waste living' adalah suatu hal yang mustahil dapat dijalankan oleh orang-orang yang hidup di kota. Tapi tau ga sih, ternyata ada lho orang-orang yang berhasil menjalani hidup seperti ini selama bertahun-tahun. Siapa dia?

Lauren Singer namanya, umurnya baru 24 tahun dan tinggal di New York City. Gadis ini sudah bertahun-tahun menjalani hidup 'zero-waste'. Selama hidupnya ia hanya menghasilkan sangat sedikit sampah. Di TED, wanita ini berbicara mengenai konsep 'zero-waste living' dan menunjukkan sampah yang ia hasilkan selama 2 tahun hanya sebesar toples mason jar berukuran 16 ounce (jika dikonversi ke ml, sebesar 480 ml). Bandingkan saja dengan sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan orang yah.
Lauren dengan sampah yang ia hasilkan selama 2 tahun (dalam mason jar)

Pasti anda bertanya-tanya bagaimana mungkin Lauren bisa melakukannya? Ternyata setelah saya menyelidiki lebih lanjut kehidupan gadis cantik ini di youtube, ternyata ketika berbelanja ke toko, dia selalu membawa kontong-kantong belanja yang terbuat dari kain dan beberapa toples mason jar. Lauren selalu berprinsip tidak akan membeli produk yang memiliki kemasan plastik. Karena itulah, dia selalu belanja buah-buahan, sayuran, grain, dan kacang-kacangan di toko organik favoritnya yang memang menyediakan makanan dalam bulk (ukuran besar container). Lauren selalu membungkus belanjaannya dengan tote bag miliknya. Selain itu, dia benar-benar hanya membeli sesuatu jika BUTUH dan seringnya malah beli pakaian bekas. Keren banget kan?

Lauren selalu menampung belanjaannya dengan wadah-wadah yang ia bawa

Wadah-wadah stainless yang ia bawa ketika bepergian
Oiya foto-foto di atas saya ambil dari website pribadi Lauren Singer. Nah, tau gak sih Lauren sebenernya terinspirasi dari siapa? Ternyata dia terinspirasi dari sebuah blog berjudul Zero Waste Home. Blog tersebut ditulis oleh seorang wanita berkebangsaan Prancis bernama Bea Johnson, tinggal di California, Amerika. Bea telah menjalani zero waste living mulai dari tahun 2008. Sama halnya dengan Lauren, setiap kali berbelanja Bea selalu membawa toples-toples dan tote bag miliknya. Berbeda dengan Lauren yang akhirnya menjadi seorang vegetarian sehingga lebih mudah menjalani zero waste living, Bea masih tetap konsumsi susu dan daging. Nah, anda pasti bertanya-tanya, bagaimana mungkin dia membeli daging tanpa dibungkus plastik? ternyata dia sampai bela-belain bawa toples kaca ke toko agar daging dari toko langsung dimasukkan oleh penjaga toko ke toples miliknya dan menempelkan stiker harganya di atas toplesnya. WOW..pengorbananmu ya bu Bea, hehe..
Bea Johnson selalu memasak snack untuk keluarganya supaya tidak beli kemasan
Mungkin anda bertanya-tanya lalu bagaimana mereka membeli perlengkapan kosmetik, alat mandi, dan alat kebersihan rumah tangga lainnya yang seringnya dikemas plastik ? Ternyata mereka ini membuat sendiri sabun, pasta gigi, sampo, dan 'deterjen' pembersih alat rumah tangganya loh! Bagaimana mungkin? mereka meracik sendiri bahan-bahan alami yang terdiri dari cuka, baking soda, essential oil, dll.

Setelah 'mendalami' kehidupan mereka ini, aku jadi benar-benar bertekad untuk benar-benar mengurangi sampah plastik. Walau aku mungkin ga bisa seekstrim mereka, saya bertekad mau merubah diriku sendiri. Yang selama ini sudah saya lakukan adalah sudah tidak pernah lagi membuang sampah organik (sisa kulit buah, sayur, nasi bekas, dll) ke tempat sampah, melainkan saya buang di tanah saja sebagai pupuk. Sedangkan untuk sampah plastik yang bisa didaur ulang aku selalu kumpulkan untuk diberikan ke pemulung dan sebagian plastik dan kardus aku kumpulkan untuk bahan prakarya anak-anakku. Dan jika ke warung ataupun ke mall, saya selalu membawa tas belanja sendiri. Yang belum saya lakukan adalah membawa tas serut ukuran kecil ketika membeli buah2an curah di supermarket nih. Semangat ah! mereka bisa, kenapa saya ga bisa? :)

Comments

Popular Posts