Kisah bahaya Sabun anti-bakteri

Aku lagi tertarik membaca perihal sabun anti bakteri yang baru2 ini mulai terdengar gaung warningnya. Dan..Gemas sekali membaca pernyataan American Cleaning Institut (perkumpulan industri2 penghasil produk sabun n deterjen di amrik) menanggapi peraturan baru dari FDA (bpom nya amerika) mengenai warning terhadap bahaya sabun anti bakteri (terkait kandungan triclosan dan triclocarban). Para industri itu tetep ngeyel lho kalau sabun antibakteri itu aman untuk digunakan sehari2 dalam rumahtangga, padahal mereka sendiri ga punya penelitian ilmiahnya. 
Gemes juga sama FDA, puluhan tahun yg lalu tepatnya tahun 1978, FDA ini udah pernah mempertanyakan keamanan dan keefektifan sabun anti bakteri kepada para industri deterjen n sabun, tetapi para industri sabun dibawah naungan American Cleaning Institute tsb tidak bisa menjawabnya dengan bukti ilmiah. FDA tetap sabar menanti data a.k.a ga ada tindakan apapun. Tahun 1997, fda mengeluarkan statement belum cukup bukti untuk melarang peredaran sabun anti bakteri namun di satu sisi fda juga bilang belum ada data akurat juga mengenai keefektifan sabun anti bakteri dibanding sabun biasa..yah, intinya masih menunggu dan menunggu.. Puluhan tahun pun berlalu..dan selama itu pun semakin gencarlah marketing mengenai hebatnya sabun anti bakteri ini..mulai merasuki iklan2 di tv, radio, koran dsb..hasil penjualan pun mulai meroket karena publik benar2 dibuat percaya akan kehebatan sabun anti bakteri. FDA masih diem aja, organisasi lingkungan non profit yang simpati terhadap masalah kesehatan dan lingkungan (Natural Resource Defense Council/NRDC) dibuat resah. Dari penjualan yang hanya jutaan..naik menjadi miliaran, dan saat ini penjualan sabun anti bakteri telah mencapai trilyunan tiap tahunnya. Mulailah tahun 2000an, bukti ilmiah datang satu per satu, bukti ilmiah yg justru membuktikan bahwa sabun anti bakteri tidak seefektif sabun biasa dalam mencegah penyebaran infeksi, malahan bisa membahayakan kesehatan manusia karena berdasar uji laboratorium terhadap hewan(bukan berarti aman terhadap manusia lho), sabun anti bakteri dapat merusak hormon, berujung kerusakan syaraf, mengganggu sistem reproduksi, dan resistensi bakteri (tentu jika digunakan dalam jangka panjang) serta sabun anti bakteri terbukti dapat membahayakan lingkungan karena ternyata biosolid (buangan olahan limbah) ditemukan mengandung triclosan. Gak cukup itu saja, triclosan ternyata juga dipakai oleh beberapa industri pasta gigi. Mengejutkan sekali, 3/4 orang amerika umur 6-65 tahun ternyata di urinnya mengandung triclosan, triclosan juga ditemukan pada hewan2 laut dan asi ibu! Lalu, apa tanggapan FDA? FDA tetep santai kayak di pantai sampai akhirnya digugat oleh organisasi non-profit NRDC tahun 2010, FDA digugat utk segera menyelesaikan peraturan mengenai sabun anti bakteri. Akhirnya, fda gelagapan dan baru tahun 2013 fda (lagi2) menegur industri2 sabun diberi tenggat waktu (lagi!!) setahun agar mereka segera menunjukkan data mengenai keefektifan dan keamanan triclosan tadi. Ditunggu2 data yang diharapkan pun tidak dapat mereka penuhi, plus didesak terus sama NRDC, sampai akhirnya 2 sept 2016 fda mengeluarkan peraturan untuk industri sabun anti bakteri agar mereformulasi alias mencabut 19 kandungan aktif pada sabun anti bakteri termasuk triclosan dan triclocarban. Jangka waktunya 1 tahun, industri2 tsb diberi waktu untuk mereformulasi produknya. Tapi lucunya...fda masih membolehkan 3 kandungan aktif lainnya yaitu benzalchonium chloride, benzethonium chloride, dan chloroxylenol berada pada sabun anti bakteri dan memberi waktu setahun kepada industri2 untuk menyerahkan data2 mengenai ke3 bahan kimia tadi bisa dimasukkan ke kategori aman dan efektif untuk dipakai yang padahal ke3 bahan tersebut juga ada penelitian mengenai efek buruknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Tapi, memang di satu sisi FDA sangat menekankan kepada masyarakat agar mencucilah tangan seperti yang CDC contohkan, yaitu dengan air mengalir dan sabun biasa, jika tiidak memungkinkan ya alkohol minimal 60% alternatif terbaik pengganti air+sabun. Hmm..kenapa ya ga nyebut baking soda aja gitu sebagai alternatif terbaiknya, hehe..Oiya peraturan FDA ini TIDAK BERLAKU untuk hand sanitizer dan antiseptik di pelayanan kesehatan alias di RS, nurse room, kantor dokter, dll. Jadi hand sanitizer dan antiseptik di RS masih dibolehkan dipakai dengan alasan kandungannya berbeda dengan yg sabun anti bakteri masyarakat. Di satu sisi, fda juga mengakui bahwa ada peningkatan kandungan aktif antiseptik pada urine para pelayan kesehatan, diperiksa dengan alat deteksi. Di satu sisi, fda masih merasa antiseptik sangat diperlukan pada pelayanan kesehatan terkait pencegahan infeksi. Padahal orang2 yg ada di RS pun kan perlu juga perlindungan kesehatan yaa.. Apakah harus menunggu 30 tahun lagi untuk sekedar membuktikan bahwa antiseptik juga berbahaya digunakan di lingkungan pelayanan kesehatan dan membuktikan bahaya dari hand sanitizer? Yah memang sih FDA apa2nya kan harus berdasar bukti ilmiah ya untuk bergerak. Ga salah juga sih yaa..tapi dari salah satu kasus (dari banyak kasus lainnya) ini saja sudah merupakan bukti, bahwa kita semua warga negara sejatinya adalah kelinci percobaan. Bener ga? Iya donk bener hehe. Seingetku kasus obat Vioxx juga begitu kan, setelah terbukti memakan korban, baru deh FDA mengeluarkan larangan peredarannya. Ga salah juga sih, kan menunggu bukti baru gerak. Lha wong aku aja juga sering menjadikan anak2ku dan aku sendiri sebagai kelinci percobaan, misal makan telor mentah sehat atau enggak, kubuktikan dulu kalau sehat dan ga bahaya ya aku lanjut mirip2 sih ya sama fda hehe.. Btw, sabun anti bakteri itu memang sih terbukti efektif lebih mematikan patogen, tapi jika anda mencuci tangan selama 9 jam nonstop. Hayoo ada yang tahan ga cuci tangan selama 9 jam?? Hehe.

Sumber : www.fda.gov, www.nrdc.org, www.cleaninginstitute.org, http://www.cdc.gov/handwashing/

Comments

TOGEL SONGAPURA said…
This comment has been removed by a blog administrator.

Popular Posts