Hati-hati dengan kolam renang

sumber image : http://poolandhottub.apsp.org/
Selama ini, yang aku tahu berenang itu adalah salah satu olahraga yang sangat menyehatkan, eh jangan salah sangka aku ngomong gini bukan karena aku jago berenang juga sih yaa hihi, hanya menyangka aja renang itu sehat karena sering dengar tentang manfaatnya sebagai pembentuk otot, melenturkan otot, dan menguatkan pernapasan. Mangkanya dulu sempat anakku yang gede Kimi pas baru bisa jalan dikenalkan sama kolam renang umum, yah cuma main2 air aja sih (jiahh, ga ngefek yaa hihi). Ponakanku lebih muda lagi dikenalin ke kolam renang sama adikku, yaitu ketika masih 3 bulanan! dan itu dilakukan bisa seminggu dua kali karena adikku tinggal di apartemen yang mana akses ke kolam renang 24 jam per hari, gratis pula. Kedengarannya sih kayak yang baik2 saja ya...ehhh tapii coba kita lihat history kesehatan ponakanku. Entah nyambung atau engganya, ketika umur 5 bulan ponakanku sempat hampir didiagnosa kena radang paru, karena pernah demam batuk sesak, di sini kisah ponakanku kena 'radang paru' (pakai tanda kutip karena memang belum sampai diagnosa final). Tetapi alhamdulillah karena kuasa Allah dibantu dengan desakan2ku untuk tidak minum obat dokter, ponakanku sembuh tanpa obat dokter sama sekali! Jadi mikir-mikir kok bisa ponakan kena batuk sesak...berjalannya waktu aku nemu artikel Mercola mengenai bahaya kandungan klorin yang dipakai sebagai desinfektan kolam renang terhadap kesehatan manusia. Dari sini mikir, ternyata berenang di kolam renang umum itu punya 2 sisi gelap dan terang yah. di satu sisi, berenang itu sendiri dapat menguatkan pernapasan, di satu sisi lagi jika berenang dilakukan di kolam renang umum justru dapat membebani pernapasan. hmmm...Ada apa ya? mari kita selidiki!



Kolam Renang Kimia dan Kesehatan Anda

Untuk melindungi para perenang dari bakteri dan organisme yang berpotensi berbahaya lainnya, kolam renang seringkali dibersihkan dengan klorin dalam jumlah yang besar.
Klorin itu sendiri adalah bahan kimia yang berbahaya jika diserap oleh tubuh atau dihirup. Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir para ilmuwan telah menyadari bahwa produk sampingan kimia terbentuk ketika bahan organik bercampur dengan air berklorin jauh lebih beracun dari klorinnya itu sendiri. Desinfection byproduct (DBPs) adalah hasil reaksi antara klorin dengan bahan organik yang terkandung dalam air, potensi racunnya 1.000 kali lebih beracun dari klorin itu sendiri. Bahan organik apa saja sih yang dimaksud yg dapat bereaksi dengan klorin? bahan organik seperti keringat, rambut, sel-sel kulit yang mati, lotion dan...air pipis! ternyata semua polutan organik itu bereaksi dengan klorin sehingga menimbulkan reaksi kimia, termasuk pembentukan desinfection byproduct (DBPs). Nah, DBPs diklorinasi ini ternyata dapat memicu penyakit pernapasan! Loh, kolam renang kan memiliki sistem filtrasi? ternyata standar sistem filtrasi kolam renang dianggap kurang efektif untuk menghilangkan polutan organik tadi.

Bahaya Desinfection byproduct (DBPs)


DBPs yang paling umum terbentuk ketika klor digunakan adalah:
1. Trihalomethanes (THMs)
2. Haloacetic acids (HAAS)

Trihalomethanes (THMs) mencakup 4 bahan kimia yang berbeda: kloroform, bromoform, bromodichloromethane, dan dibromochloromethane. THMs adalah zat karsinogen Grup B, yang berarti THMs telah terbukti menyebabkan kanker pada hewan laboratorium. THMs juga telah dikaitkan dengan masalah reproduksi pada hewan dan manusia, seperti aborsi spontan, lahir mati, dan cacat bawaan, bahkan pada tingkat yang lebih rendah.

DBPs juga dapat:
- Melemahkan sistem kekebalan tubuh.
- Mengganggu sistem saraf pusat.
- Merusak sistem kardiovaskular.
- Mengganggu sistem ginjal.
- Menyebabkan masalah pernapasan.

Mungkin sudah banyak yang tahu tentang bahaya DBPs yang berkaitan dengan air PAM kita yang juga mengandung klorin. Namun, ternyata resiko bahaya kesehatan dari klorin jauh lebih besar di dapat dari kolam renang daripada air minum berklorin (jika air minum berasal dari air PAM). Tubuh anda menyerap klorin dan DBPs lebih tinggi dengan berenang di kolam diklorinasi SEKALI, daripada anda minum air keran selama SATU MINGGU! Jadi, jika anda seorang perenang yang rutin, ini bisa menjadi masalah yang serius.

Bakteri-bakteri yang mungkin ada di kolam renang


menurut website Mercola, di Amerika sekitar sepertiga dari departemen kesehatan setempat tidak memantau atau memeriksa fasilitas kolam renang umum (apalagi di Jkarta yeee?), sehingga hampir apa pun bisa bersembunyi di dalam air. Paling sering, pelanggaran yang berkaitan dengan:
- pH yang tidak tepat (15 %)
- Peralatan keselamatan (13 %) - terutama untuk mencegah kejadian tenggelam
- konsentrasi desinfektan (12 %) - terutama terlalu sedikit disinfektan


Sebuah studi CDC tahun 2013, juga mengungkapkan bahwa kotoran manusia sering mencemari air kolam. 58 % dari filter kolam renang yang diuji oleh CDC pada 2013 ditemukan mengandung bakteri E. coli. Menurut CDC:
"penemuan kadar yang tinggi dari filter E. coli-positif menunjukkan perenang sering mencemari air kolam dengan membuang tinja di dalam air atau ketika perenang tidak mandi secara menyeluruh sebelum masuk ke air."


Pseudomonas aeruginosa, jenis lain dari bakteri yang dapat menyebabkan infeksi telinga dan ruam, ditemukan pada 59 persen dari filter kolam yang diuji. Norovirus, giardia dan shigella adalah mikroba penyebab penyakit lainnya yang mungkin ditemukan di kolam renang umum. Ada juga cryptosporidium, atau crypto, parasit yang dapat menyebabkan diare. Sembilan puluh wabah kripto dilaporkan 2011-2012, dan sebagian besar terjadi di air yang diolah, seperti kolam renang, spa dan kolam air panas (crypto tahan terhadap berbagai disinfektan umum).
Dalam rangka memerangi meningkatnya infeksi cryptosporidium, yang sekarang menjadi penyebab utama wabah terkait kolam renang seperti penyakit diare, CDC merekomendasikan suplementasi desinfeksi di kolam renang umum dan kolam air panas dengan sinar ultraviolet atau ozon.

Berenang di air diklorinasi jauh lebih berbahaya daripada minum air diklorinasi


Setidaknya dua penelitian mendukung pernyataan ini. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Environmental Sciences tahun lalu, berenang di kolam diklorinasi menyajikan "risiko kanker tidak dapat diterima." Mereka menyimpulkan bahwa risiko kanker trihalomethanes dari berbagai rute dalam urutan adalah: 
1. Paparan kulit saat berenang
2. Paparan gastro-intestinal dari asupan air diklorinasi (air PAM)
3. Paparan kulit terhadap air diklorinasi
4. Paparan gastro-intestinal saat berenang
Risiko kanker dari paparan kulit saat berenang terdiri 94,18 persen dari jumlah resiko kanker yang dihasilkan dari yang terkena THMs! Studi lain tahun 2007 menemukan bahwa peserta yang minum air yang mengandung klor memiliki risiko 35 persen lebih besar terkena kanker kandung kemih daripada mereka yang tidak, sementara mereka yang berenang di kolam diklorinasi peningkatan risiko kanker mereka sebesar 57 persen. Selain itu, karena bahan kimia ini melayang-layang di asap beracun tepat di atas air kolam renang, anda juga bernapas di saat anda berenang. Ini dapat memiliki lebih atau kurang berdampak langsung pada kesehatan pernapasan anda. (Renang dalam ruangan bahkan lebih buruk dalam hal ini, karena asap terjebak.) Instruktur berenang, misalnya, lebih dari dua kali lebih mungkin untuk menderita sering dari sinusitis atau sakit tenggorokan, dan lebih dari tiga kali lebih mungkin untuk memiliki pilek kronis dari pekerja kolam lain dengan kurang paparan THM, seperti katering karyawan atau resepsionis. Dan menurut sebuah penelitian lain, dampak dari kolam diklorinasi pada kesehatan pernapasan anak-anak dan remaja tampaknya juga mengerikan. Mereka menyimpulkan bahwa pada anak-anak dengan sensitivitas alergi, berenang di kolam diklorinasi signifikan meningkatkan kemungkinan asma dan alergi pernafasan. Sebagai contoh :
- Risiko demam adalah sampai tujuh kali lebih tinggi untuk anak-anak "sensitif" yang berenang di kolam diklorinasi selama lebih dari 100 jam.
- Risiko rhinitis alergi adalah hingga 3,5 kali lebih tinggi bagi mereka yang berenang di kolam diklorinasi selama lebih dari 1.000 jam.
Semakin lama anak-anak dihabiskan di air yang mengandung klor, semakin besar risiko asma dan alergi terjadi. Para ahli memperkirakan bahwa banyak alergi dan penyakit sistem kekebalan meningkat dua kali lipat, tiga kali lipat atau bahkan empat kali lipat dalam beberapa dekade terakhir, sehingga air yang mengandung klor dapat disimpulkan berpotensi beracun, paparannya harus diwaspadai terutama jika anda atau anak-anak anda sudah berisiko.


Jika anda tidak bisa melihat pipa saluran di dasar kolam renang, jangan nyemplung!

Para ahli merekomendasikan perenang menggunakan akal sehatnya sebelum melompat ke kolam renang umum, termasuk mengukur kekeruhan air.

Jika air kolam berkabut sehingga anda tidak dapat melihat saluran di bagian bawah kolam, jangan melompat ke kolam renang (jika air kolam seburuk ini, kolam renang bahkan seharusnya tidak boleh dibuka (menurut CDC) sehingga anda seharusnya memberitahu manajemen kolamnya juga ).
Langkah-langkah berkolam renang yang sehat lainnya termasuk tidak berenang jika anda atau anak anda sedang diare, beri waktu istirahat ke kamar mandi (terutama untuk anak-anak) dan memeriksa popok setiap 30 sampai 60 menit

Anda juga dapat mengambil wadah strip tes air di toko lokal untuk menguji air kolam sendiri. Anda akan ingin mencari hasil sebagai berikut, namun perlu diingat bahwa bahkan jika ini memeriksa, masih ada risiko dari crypto dan desinfection byproduct (DBPs), yang dibahas di bawah: 5 klorin konsentrasi bebas minimal 1 bagian per juta (ppm) di kolam renang dan minimal 3 ppm di kolam air panas bromin konsentrasi bebas minimal 3 ppm di kolam renang dan minimal 4 ppm di kolam air panas 
tingkat PH antara 7,2 dan 7,8

Dari website dokter panutanku, dr. Mercola bilang bahwa jika suka berenang tapi ingin menjaga kesehatan, Mercola sangat menyarankan untuk menghindari kolam renang diklorinasi atau brominated. Air laut adalah pilihan terbaik, tentu jika anda memiliki akses ke sana. Air garam menawarkan manfaat kesehatan lain di samping aspek latihan fisik, termasuk:
- Membunuh banyak parasit yang hidup di kulit, di bagian hidung, dan di sekitar mata.
- Mengurangi stres pada sistem kekebalan tubuh.
- Detoksifikasi dan menyeimbangkan zat kimia tubuh.
- Memasok tubuh dengan mineral berharga (karena mineral pada garam laut akan meresap melalui kulit).
Alternatif terbaik kedua anda bisa berenang di air alami lainnya seperti danau air tawar.
Akan tetapi, jika satu-satunya pilihan adalah kolam renang, kabarnya bisa pakai natrium karbonat sebagai pengganti klorin (tapi emang ga sebagus klorin katanya ya). dan hal yang tak kalah penting yaitu, ajarkan anak-anak anda untuk tidak pipis di kolam renang! karena dengan pipis di kolam, itu sama saja mendzolimi orang lain, ya ga? :)

Sumber : website mercola

Comments

Popular Posts