KISAH SUNAT ANAKKU

Kali ini aku akan menceritakan kisah sunat dari anakku Nahl yang saat ini berumur 5 thn 3 bulan. Banyak yang heran kecil-kecil kok sudah di sunat? dan ada juga yang heran kok Nahl bisa-bisanya mau di sunat?😅 Begini, tahun lalu, kakaknya Nahl (Kimi) di sunat juga pas saat puasa ramadhan, ketika itu umur Kimi sudah 8 tahun. Nah, yang Nahl ingat adalah waktu itu, Kimi dilimpahi berbagai mainan dan angpau oleh tante-tante dan neneknya setelah sunat. Nahl ga inget tuh jeritan dan kesedihan Kimi setelah sunat tahun lalu wkwk... Jadi aja, ketika kita tanya "Nahl siap ga di sunat pas puasa Ramadhan ini ?" tanpa ba bi bu Nahl pun langsung bilang "iyessss!" dan merelakan burung kecilnya untuk di sunat dengan catatan harus dapat imbalan yang sama dengan Kimi tahun lalu wkwk... oke deh bos cilik! Bahagia deh aku, dimana anak lain ga gampang untuk dirayu sunat di umurnya yang begitu kecil, anak ini mah kok malah seneng-seneng aja yaa, hmmm🤔
Akhirnya puasa Ramadhan pun tiba, dulu ketika Kimi di sunat, ambil lokasi di Bandung, kami selalu menghabiskan minggu terakhir Ramadhan sampai ke Lebaran di rumah mertuaku, Bandung. Berdasar pengalaman Kimi sunat tahun lalu, tidak kuminumkan semua obat-obat dari dokter termasuk parasetamol maupun antibiotiknya, tetapi dulu kimi masih diolesin salep sama dedinya, yang menurutku sih ga perlu juga hihi... Akan tetapi Kimi ketika itu rewel luaaaar biasa, ketika malam tiba dia nangis jejeritan sampe akhirnya bisa tidur jam 2 subuh, yah sudah pasti aku dianggap emak kejam oleh orang serumah, yah biarkanlah, toh cara orang berbeda-beda membesarkan anaknya, Orang jaman dulu juga di sunat tanpa minum paraset kan hehe.. malah tanpa obat bius ketika sunat. Jadi, aku yakin ini semua akan berlalu. Meringis2nya Kimi memang bisa 3 harian, tapi jerit-jerit hebohnya malam pertama itu aja. tetapi setelah hari ke-5 alat klamp dilepas (pas dilepas juga dia pasrah2 aja walau sakit dikit), Kimi selama 7 bulanan kalau pakai celana dalam suka kayak pas di sunat, yah mungkin agak trauma dia hihi..abis itu yaudah hilang trauma itu baru normal lagi gerakan ati-ati nya itu ketika pakai celana dalam. Ketika pasca Kimi sunat, sebagai gantinya parasetamol ya untuk mengurangi perihnya, burung dibuka (ga pakai celana) dikipas-kipas (sayangnya dulu gak kepikiran beli fan, pegel dah tangan hihi) dan anak dibari keleluasaan gadget total sehingga ketika nonton jadi lupa sama sakitnya. Mertuaku saking ga teganya lihat anak dibiarkan ga dikasi obat parasetamol, akhirnya tidak mengijinkan Nahl untuk di sunat di Bandung, "nenek ga mau liat Nahl di sunat, ga tega" begitu kata mertuaku. Aku mengerti kok, nenek sayang sama cucunya, karena itu ga mau lihat cucunya menderita hehe. Akhirnya kami memutuskan Nahl di sunat ketika selesai liburan Lebaran pas kembali ke Jakarta. Yang agak kepikiran bagiku itu, Nahl selama liburan di Bandung makan makanan-makanan yang kurang sehat, ini membuatku gusar takut imunnya lemah ketika menghadapi sunat, karena kan aku nanti engga pakai obatnya. Mengingat dulu tahun lalu, juga pernah demam setelah pulang mudik Lebaran, malah demam sampai kejang si Nahl, mungkin karena proses detoks. Yah, kembali kumantapkan dan kuyakinkan hati ini, semoga pasca Lebaran kali ini tidak ada kejadian menyedihkan amin ya Allah.

Kembali lagi ke Nahl, tanggal 2 Juli 2017 akhirnya ditetapkan sebagai hari sunat Nahl. Sebenernya rumah kita berdekatan sama klinik yang nerima khitan, namun Dedi kekeuh mau yang metode smart klamp. Akhirnya yang agak jauh dikit tetep sih deket rumah, karena mereka menyediakan smart klamp. Menurut Dedi, hasil sunat Kimi kemarin (pakai smart klamp juga) rapi. Aku undang akungnya Nahl untuk datang menemani Nahl sunat, supaya bisa memegangi Nahl ketika sunat (dedi ga tega liatnya soalnya hehe, kalau emaknya pingin rekam prosesi sunat Nahl supaya bisa ditonton oleh Nahl ketika dewasa nanti pasti ketawa2 dia haha). Sunat dilakukan di Sentra Sunat. Jam 9 kami tepat tiba di klinik tsb. Buanyak anak-anak mengantri untuk di sunat. Satu per satu nama dipanggil, tiba saatnya Nahl dipanggil. Selama menunggu antrian, akung merayuku untuk nanti supaya Nahl dikasi obat parasetamol, aku tetap pada pendirianku untuk tidak bersedia, maaf ya kung. Awal-awal sih Nahl senyum-senyum aja namanya dipanggil, naik tangga (karena ruang sunatnya di lt.2) mulai pegangan erat kaki dedi, mamak pegangan erat kamera untuk videoin wkwk. Sampai atas, jreeeng udah ada 3 orang bapak-bapak, 2 nya bertubuh besar siap mengeksekusi buyung Nahl. Kimi yang ikut nemenin adiknya itu langsung bilang "aku ga mau liat ah, takut" trus Kimi duduk di lantai ruang sunat tsb di pojokan, ealah Nahl juga ngikut duduk di pojokan samping Kimi. Mulai deh kita merayunya, hingga mau diajak naik di atas bed. Ketika celana dibuka, dan 3 bapak-bapak itu menggerubungi Nahl, akung pun sambil peluk Nahl, dengar bapaknya bilang "bilang Bismillah dulu ya dek, dan mata jangan lihat ke bawah" mulai deh tu air mata bercucuran.
Eksekusi sunat Nahl, makasih akung mau pegangin Nahl
Menurutku kalau caranya funky anak gak begitu takut ya, tapi yah aku tau bapak2nya juga sudah lelah kan puluhan anak yang ngantri jadi ga ada cara funky untuk merayu hehe.. Saking takutnya si Nahl, pas dokternya mulai menyentuh penisnya dengan spidol (digambarin dulu biasanya) itu aja udah jejeritan wkwk. Kadang sakit itu adanya di pikiran ya hihi. Apalagi ketika disuntik mulai deh tu jerit "MOMIIII...MOMIIII..." sambil dipeluk akung. Suntiknya 3 x pulak kan tu huhu..sakit ya nak? Maaf ya nak, momi malah pegang kamera heuheu..abisnya kamu juga dikelilingi sama bapak-bapak, geli atuh momi ntar bergesekan badan ama bapak2nya (alesan bgt dah emak satu ini). Tapi aku sambil ingetin dia abis ini kita beli mainan dinosaurus yaa Nahl. Tapi ya ga ngefek hihi. Abis sunat, kita dibekali obat-obatan, lalu pulang. Sepulangnya nyampai di rumah, 1 jam kemudian, mulai dia meringis, nyeri mulai datang seiring efek obat bius memudar. Mendengar cucunya mulai menangis, akungnya Nahl merayuku terus untuk memberikan paracetamol untuknya, "sunat kan ga tiap minggu, kasih aja nak ga kasian apa sama anakmu?", tetapi aku tetap pada pendirianku, maaf ya pah, bagiku perasaan sakit itu akan segera berlalu dan insyaallah tidak akan meninggalkan trauma yang membahayakan untuk hidup Nahl ke depannya. Itung-itung Nahl mengenal rasa sakitnya di sunat, nantinya dia akan berpikir bahwa wanita itu harus dihargai dan dihormati karena melahirkan jauuuh lebih sakit daripada sunat hehe...Wanita melahirkan ketika mengalami mulas berjam-jam itu jauh lebih sakit daripada sunat, itu aja ga perlu parasetamol kan hehehe..dan ga bikin wanita menjadi trauma melahirkan kan? :)
Malam tiba, alhamdulillah akung masih mau nginep semalam lagi di rumah. Jadi akung bisa bobo malam bersama Kimi di kamar satu, dan aku Dedi Nahl di kamar satunya lagi. Bener deh bobo nyenyak beberapa jam, lalu bangun kesakitan lagi, diajak nonton deh biar anteng baru tenang dan bobo kembali jam 3.
Pagi tiba, Nahl selama pasca sunat, hanya mau makan ketika benar2 lapar, rasa sakit membuatnya hilang nafsu makan. Yah aku sih ga kawatir, karena memang seperti itulah mekanisme tubuh dibuat oleh Allah, energi tubuh lebih terkonsentrasi untuk pemulihan ketimbang untuk metabolisme makanan. Minumnya juga jadi dikit banget sampai pipisnya kuning sekali dan bibir sedikit pecah, karena Nahl takut banget pipis ke kamar mandi. Awal2 memang sempat perih kata dia, sampai meraung2. Abis itu, dia jadi trauma pipis. Akhirnya seringkali kejadian pipis meluber di lantai. Tiap abis pipis, dedi semprotin air garam ke lukanya, beuuuh jangan2 ini juga ya yg buat perih banget haha.. abis mandi selalu dioles extra virgin olive oil ke bagian lukanya yang nempel dengan smart klampnya, dengan harapan supaya nanti ketika alat tsb dilepas tidak susah (yang ternyata juga agak susah dibuka akhirnya heuheu). Jadi, selama pasca sunat aku sama sekali tidak meminumkan obat2an termasuk juga mengoles salep2an. Obat-obatnya utuh euy! Nanti akan kuberikan ke tetangga yang butuh aja biar ga mubazir. Semua udah pada tau kan antibiotik pasca sunat itu sebenrnya tidak diperlukan..untuk apa? Antibiotik bukanlah untuk tujuan pencegahan. Dikit-dikit antibiotik sudah tau kan konsekuaensinya apa? Yaitu akan terjadi resistensi bakteri, kalau keseringan antibiotik lama2 jika jatuh sakit parah maka antibiotik yang level 1 udah gak akan mempan lagi bunuh kumannya, karena kuman mengalami resistensi tadi, jadi kebal, sehingga butuh antibiotik level 2..begitu seterusnya. Jadi miris kalau lihat tulisan yang tertera pada kotak obat ab nya Nahl, tulisan "habiskan" itu seakan2 membuat obat tsb adalah obat wajib bagi anak pasca sunat, padahal anak abis sunat pun engga demam lho (bahkan kalaupun ada yang demam pun yah sebisa mungkin tempuh sekuat mungkin jalur alami dulu sebelum akhirnya memutuskan tegak ab dokter), lalu apa fungsi ab disini? Bingung kan..kuman jahatnya yang mau dibunuh ga ada, justru fungsi ab disini jadi membunuh bakteri2 baik yang ada pada tubuh anak yang padahal sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya pasca sunat. Jadi kayak senjata makan tuan toh, maksudnya baik namun jadi salah sasaran.
Obat-obat dari dokter yang masih tersegel
Hari ke 4 Nahl sudah berani keluar rumah untuk kami ajak beli mainan kesukaannya sesuai janji di Mall hehe.. sebelum pergi, Nahl harus pipis dulu kalau engga ntar meluber di lantai mall kan bisa barabe.
Nahl ceria banget diajak ke Mall walau jalan masih pelan hihi
Tiba saatnya hari ke-5 pelepasan alat smart klamp. Malam sebelum esok paginya jadwal pelepasan alat, Nahl sudah kuwanti-wanti bahwa besok burungnya akan merdeka dan penderitaanmu sebentar lagi akan usai. Tapi tetep Nahl bergidik memikirkan alat itu akan dicabut paksa oleh pak dokter haha..sampai-sampai dia bilang rela kalau alat itu akan terpasang terus seumur hidupnya daripada harus dikutik2 lagi 😂 fyuuh alamat susah neh besok, pikirku. Dan ternyata bener deh sesuai perkiraan, ketika tiba giliran Nahl dipanggil untuk masuk ruangan, Nahl mulai susah untuk dibujuk naik ke bed 😅 lama banget membujuknya, dikarenakan aku ga enak sama anak2 lain yang mengantri akhirnya aku mengijinkan dokter memaksanya sambil dipegang tangan dan kaki oleh dedi dan asisten dokternya. Jerit-jerit deh si Nahl, maaf ya nak momi ga tau lagi gimana merayumu jadi main paksa deh huhu..
Pasca klamp dilepas paksa, pulang sambil tersedu2 jalan ke mobil😂
Serius deh aku seneng banget bisa mengabadikan foto2 dan video dia selama sunat, karena apa? Kita sekeluarga sekarang pas lihat2 foto Nahl nangis itu sampe ketawa2 sendiri, Nahl juga sampe ketawa karena di relung hatinya yang paling dalam, pasti dia merasa "Allahuakbaar..alhamdulillah aku sudah sunat!!!" Haha... lha wong gimana ga lucu, dia pas lagi merintih2 tu sampai2 pernah ngomong "kenapa tititku jahat banget ke aku" duh lucu banget dah walau kasihan banget di satu sisi huhu..pokoknya ini semua menjadi pelajaran bagiku dan bagi para moms yg membaca kisah ini, pokoknya kalau punya anak laki, wajib hukumnya sunat di usia sebelum 6 bulan! Karena apa? Beban trauma ke anak tidak terjadi di umur tsb dan pemulihan juga lebih cepat ketimbang balita.

Hari ke 1 pasca pelepasan alat klamp, Nahl memang masih jalan tertatih-tatih, pipis udah gak masalah, walau kadang harus dirayu dulu untuk ke kamar mandi. Oiya dari awal Nahl ga disarankan oleh dokternya untuk memakai celana sunat, jadi sehari-harinya dia hanya pakai celana luar aja, dia ga mau pakai celana dalam. Nah, menginjak hari ke 2, baru deh Nahl udah lincah abiiiss, tapi teteup belum mau pakai celana dalam hehe..

Oke sekian dulu ya kisah sunat anakku. Semoga bisa berguna bagi para moms yang akan mempersiapkan khitan bagi pria kecilnya amin.

Comments

Popular Posts