Bagaimana cara membuat Pupuk Organik Cair (POC) tanpa ribet?

Seringkali saya melihat tayangan pembuatan POC di Youtube hampir selalu memakai bahan EM4 dan molasses, keduanya dapat dibeli di toko pertanian. EM4 adalah suatu cairan yang berwarna kecoklatan dan beraroma manis asam segar yang mana di dalamnya terkandung campuran dari beberapa mikroorganisme hidup yang bermanfaat serta menguntungkan guna proses penyerapan atau persediaan unsur hara di dalam tanah. Unsur hara di tanah kadang terbatas, sehingga perlu ada tambahan unsur hara di dalam tanah. EM4 mengandung bakteri terfermentasi mulai dari genus Lactobacillus, Actinomytes, jamur fermentasi, ragi, serta bakteri pelarut fosfat. EM4 dijual dalam botol berwarna kuning.

EM4 (gambar dari Buka Lapak)
Sedangkan molasses adalah sebuah pemanis yang dibuat sebagai gula sampingan dari proses pembuatan gula. Langkah pertama, tebu atau gula bit dihancurkan dan jus diekstrak. Lalu jus di rebus hingga membentuk kristal gula yang akan dibuang dari cairan. Molasses adalah sirup berwarna cokelat dan tebal yang terdapat pada gula yang telah di buang dari jus.
Proses ini diulang beberapa kali, dan setiap waktunya beberapa jenis molasses yang berbeda diproduksi. Kesimpulan: Molasses adalah sirup tebal yang dibuat selama proses pembuatan gula. Molasses terbuat dari tebu atau gula bit yang dihancurkan.
Molasses (gambar dari google)

Namun saya pribadi memiliki cara tersendiri untuk membuat POC rumahan tanpa mengandalkan kedua hal tersebut (bilang aja biar ga usah beli haha..). Saya mikirnya begini aja, bakteri di EM4 pasti beberapa ada di sampah organik sehari-hari, molasses (sumber makanan bakterinya) tentu bisa digantikan posisinya dengan air leri (air cucian beras) maupun air kelapa, bukankah keduanya karbo/gula juga kan ya, bedanya kalau molasses di wilayah tempat tinggalku ya harus dibeli sedangkan air leri dan air kelapa berlimpah gratis. Air leri tentu dari masak nasi, sedangkan air kelapa tinggal minta ke ibu warung langgananku, dikasih setermos gratis..tis..tis. Karena memang air kelapa selalu dibuangin sama ibu warung. Kelapanya yang kelapa parut itu alias kelapa tua, airnya gak diminta sama pembelinya, jadi sering dibuangin begitu saja. Jika hari itu saya mau minta air kelapa si ibu, saya datang pagi jam 6 sekalian beli sayur dan titipin termos yang saya bawa sendiri dari rumah di warung, baru deh saya tinggal, nanti jam 10an saya ke warung lagi untuk mengambilnya.

Untuk bahan-bahan POC yang biasa saya buat untuk saat ini hanya dari sampah organik yang saya hasilkan sehari-harinya selain air leri dan air kelapa tadi, misalnya cangkang telor, sisa telor mentah (habis nyuapin anak biasanya ada sisa di mangkoknya, ini saya encerkan pakai air), kulit pisang, ampas herbal (bekas herbal tea yang kami minum), kulit udang, kepala dan tulang ikan.

Semua bahan-bahan tadi (pilih yang tersedia saja ya), misalnya ada kulit pisang, ampas herbal, air kelapa, air leri ya buatlah POC dari bahan-bahan itu saja. Jika yang ada hanya kepala ikan ya buatlah POC dari itu, namun yang wajib sekali ditekankan disini adalah syarat pembuatan POC adalah ketersediaan sumber makanan untuk si bakterinya yaitu gula dan sampah organiknya.
Gula bisa berupa air leri, air kelapa, molasses, gula merah, madu, gula pasir, gula kelapa, dll. Tentu kita pertimbangkan sumber gula yang murah meriah dan alami ya, misalnya air leri dan air kelapa tadi. Sampah organiknya ya bisa berupa yang saya sebut di atas tadi. Namun jika ingin beranekaragam sampah organiknya, anda bisa melakukan penyimpanan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang ada saat ini, misalnya hari ini cuma ada kulit pisang tetapi anda ingin mencampurkan sampah sayuran sisa masak nantinya, maka anda bisa menyimpan kulit pisang tersebut di kulkas sampai menunggu bahan-bahan lain lengkap baru kemudian bisa dibuat POC.

Oke, saya mulai aja ya cara pembuatan POC nya...

Sebelumnya anda bisa melihat di video Youtube saya mengenai pembuatan POC dari sampah kulit udang dan kepala ikan dibawah ini :



Akan saya jabarkan resepnya di sini ya, pada video tersebut, bahan-bahan yang saya gunakan adalah :
1. Air leri.
2. Air kelapa.
3. Cangkang telur.
4. Kulit dan kepala udang.
5. Kepala ikan kembung.
6. Yakult (ini ga perlu ada kok, hanya karena di rumahku kebetulan ada dan sudah mau expired, anakku kebetulan suka dikasih Yakult di sekolahnya namun tidak diminum, saya larang karena mengandung gula pasir tidak terlalu baik untuk kesehatannya, tentu kalau keseringan ya hehe..jadi Yakult selalu menumpuk di kulkas saya).

Caranya :
1. Blender semua bahan (bertahap yaa..karena belendernya kan kapasitasnya kecil).
2. Lalu masukkan semua hasil blenderan ke wadah tertutrup, dalam hal ini saya memakai jirigen bekas obat pel yang saya pulung di dekat parkiran sekolahnya anakku hehe..
3. Tutup rapat.
4. Diamkan selama 2 minggu.
5. Namun dengan catatan :
a. Jangan isi penuh jirigenmu ya! berikan ruang untuk terbentuknya gas selama proses fermentasi berlangsung.
b. SETIAP 3 jam pertama sejak awal dimasukkan ke jirigen, lebih baik dicek ya, yaitu dengan cara dibuka tutupnya untuk mengeluarkan gas yang terjadi, lalu kemudian ditutup rapat kembali. Awal-awal biasanya gas sangat banyak terakumulasi, sehingga dapat menyebabkan botol meledak jika tidak dikeluarkan gasnya. Namun seiring berjelannya waktu seminggu biasanya gas sudah sangat sedikit.

Oiya jika ada yang ingin tahu memangnya reaksi apa yang terjadi selama proses fermentasi berlangsung? Berikut reaksi yang terjadi (saya ambil dari wikipedia) :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.

Persamaan Reaksi Kimia : C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)

Dijabarkan sebagai : Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)

Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan
.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lalu setelah 2 minggu kemudian, anda bisa mengaplikasikannya ke tanaman anda. Caranya bisa pakai perbandingan 1 : 10 (POC : air). Tetapi kalau habis hujan lebat, dosis POC bisa ditambah hingga 1 : 1 dengan airnya. Air yang saya pakai selalu air gratisan lagi hehe..saya selalu pakai TIGA sumber air yaitu bekas cucian pakaian dari mesin cuci, air hujan, air tampungan cuci piring.
Mungkin akan ada timbul pertanyaan yang saya perkirakan Q & A nya sebagai berikut :

Q : "Loh kok pakai air cucian mesin cuci? kan mengandung deterjen?"
A : "wah saya kan mencuci hanya pakai air, sekotor-kotornya pakaian saya pun hanya pakai baking soda di bagian kerah dan bagian kotor saja, dan alhamdulillah baking soda sangat aman jika masuk ke media tanah jika jumlahnya hanya seidkit pastinya".

Q : "Loh kok pakai air cucian piring, kan mengandung deterjen?"

A : "Saya kan mencuci piring ga pernah pakai deterjen, saya cuci piring (lagi-lagi) hanya pakai air keran, untuk piring yang berminyak banget saya pakai enzyme cleaner"

Q : "Apa? enzyme cleaner? apa itu?"
A : "Fermentasi kulit jeruk nipis dan nanas, nanti kapan-kapan saya buatkan artikel tersendiri mengenai ini dan videonya juga ya".

Q : "Apakah kamu menyiram POC setiap hari ke tanaman-tanamanmu?"
A : "Ya, hampir setiap hari saya siramkan POC ke tanaman saya terutama jika musim hujan. Jika musim panas pakai perbandingan 1 : 10 yaa untuk POC : air".

Jadi, jelas ya dari ke tiga sumber air itulah saya menyiram tanaman saya. Dan untuk yang mau menonton video bagaimana saya menyiram tanaman saya dengan POC, untuk lebih jelasnya kalian bisa nonton video di bawah ini ya.

Comments

mantap, daripada beli (juga) mau nyobain bikin ah, makasih infonya gan
welvaart-family said…
bau poc udang , menyengat atau tidak, pak?
mau coba, tapi tinggal di perumahan.hehehe
Budysupriyono said…
Mantap, saya lebih cenderung pemakaian ke organik, trims infonya, boleh di coba...
Ameell meell said…
Kak bisa ga utk hidroponik?

Popular Posts